Jumat, 23 Mei 2014

Berebut Lawang Tradisi Masyarakat Belitung


Berebut lawang mulai kembali mewarnai  adat perkawinan Belitung.
Pantun yang bersahutan antara penghulu gawai sebagai wakil mempelai wanita dengan wakil mempelai pria menjadi atraksi yang ditunggu masyarakat saat prosesi penjemputan penganten pria hingga bersanding dengan mempelai wanita di dalam kamar penganten.





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEMWfNL8jxmqq5d1-T5U0fKWIkBl5wyDj-Ade_v8ROYuHI0cV9Ps9z8w-hihZ3lFL6uK8bw_CsaIOL9e-kDTatkGbJc_cIGyBu-F12WW86Np1zo-Us7b1Cptw_Dqj-Hq0HBmMcmQvWVSI/s320/berebut+lawang.JPG







Masyarakat sudah kembali antusias membangkitkan kembali adat berebut lawang ini. Beberapa tahun lalu adat ini sempat kurang mendapat perhatian masyarakat Belitung. Banyaknya adat luar yang masuk ditambah terbukanya pengetahauan masyarakat tentang berbagai cara proses pernikahan luar membuat sebagian warga mencari yang simpel saja saat mengawinkan anak-anak mereka. Berebut lawang merupakan warisan melayu Belitung yang menjadi penjaga Adat Belitong. Nuansa pantun yang mengiringi setiap prosesi perkawinan telah membetuk kesakralan dari perkawinan tersebut.
Prosesi berebut lawang di mulai dari penjembutan penganten pria oleh perwakilan penganten wanita. Diriring tetabuhan seperti gendang dan rabana dan diringi syair bernuansa Islami mengiringi rombongan penganten pria dari rumah orangtua penganten pria hingga menuju rumah penganten wanita.
Setibanya di halaman rumah penganten wanita inilah prosesi berebut lawang dimulai. Pintu pertama yang dijaga Penghulu Gawai wakil dari penganten pria berada tepat ketika rombongan penganten pria hendak masuk perkarangan rumah penganten wanita.
Pintu kedua kembali dijaga Penghulu Gawai tepat ketika rombongan penganten pria hendak masuk ke dalam rumah. Sedangkan pintu ketiga dijaga Mak Inang tepat ketika penganten pria hendak masuk kamar penganten, dimana di dalam sudah menunggu istri tercinta.
Filosofi dari prosesi berebut lawang ini adalah, tidak mudah bagi penganten pria untuk membawa mempelai wanita meski sudah menjadi istri yang sah. Biasanya dalam prosesi melewati tiga pintu ini disampaikan keinginan dan pengharapan orangtua penganten wanita kepada sang menantu. Disinilah akan diuji keseriusan penganten pria dalam memulai membangun bahtera rumah tangga. Selanjutnya, setelah penganten pria masuk ke kamar penganten wanita, sesaat berada di dalam kamar, mereka akan diantar Mak Inang menuju ruang tengah yang telah duduk bersila para tetua kedua pihak.
Di sinilah hantaran dan pengasihan dari pihak mempelai pria akan dibuka dan dihitung bersama. Setelah proses ini selesai selanjutnya kedua mempelai didoakan oleh seluruh kerabat kedua pihak agar menjadi keluarha sakinah, mawaddah, warohmah.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar