Kamis, 22 Mei 2014

Kepunan dalam Budaya Masyarakat Belitung


Kali ini saya akan menjelaskan tentang kepunan dalam budaya masyarakat belitung, pada posting sebelumnya jga sudah ernah membahas tentang kepunan dalam budaya masyarakat bangka belitung.
Pada postingan kali ini, saya ambil dari salah satu website tentang belitung, lihat sumber website di paragraf akhir. ini dia cerita kepuanan masyarakat belitung.
Petua lama Belitung yang akan saya bahas pada kesempatan kali ini adalah KEPUNAN. Saya rasa hampir seluruh masyarakat lokal Belitung tentunya mengetahui petua ini. Kepunan jika di artikan menurut versi saya adalah Celaka, akibat mengabaikan atau tidak mengindahkan saat di tawari makanan dan minuman. Jika anda ada definisi versi lain, silahkan tambahkan pada kolom komentar di bawah.
Disini,saya akan memberikan contoh dan sedikit gambaran melalui cerita pendek mengenai Kepunan ini, yang mungkin setelah ada membacanya, bisa lebih mudah memahami makna Kepunan ini.
Dalam cerita pendek ini, saya akan melibatkan tiga tokoh, yaitu Kulup Teling, Bujang Bongkai, Kulup Kapu-Kapu. Jika ada kesamaan nama tokoh dan cerita mohon di maafkan.
Alkisah,.Kulup Teling sedang bersantai sambil minum segelas kopi. Tak lama kemudian Bujang Bongkai datang menghampiri Kulup Teling. Dengan spontan si Kulup Teling menawarkan untuk bersantai, mengobrol sambil menikmati kopi bersamanya. Namun, karena Bujang Bongkai ada urusan yang mendadak dan penting, akhirnya dia menolak ajakan Kulup Teling dan segera pergi meninggalkannya. Tak lama kemudian Kulup Teling mendapatkan kabar dari Kulup Kapu-Kapu bahwa Bujang Bongkai mendapatkan musibah, masuk selokan di tepi jalan saat berusaha menghindari tabarakan dengan anjing yang melintasi jalan.
Nah dari cerita pendek di atas,celaka atau musibah yang menimpa Bujang Bongkai, menurut kepercayaan sebagaian masyarakat Belitung, disebut dengan Kepunan, atau lebih tepatnya Kepunan Kopi. Mengapa demikian ? karena Bujang Bongkai menolak tawaran Kulup Teling untuk minum kopi bersama nya.
Makanan dan Minuman yang di percaya oleh masyarkat Belitung, yang lebih mudah menyebabkan Kepunan ini adalah Nasi dan Kopi. Mengapa demikian? Menurut saya, Nasi dan Kopi tersebut adalah konsumsi pokok atau yang sering di konsumsi sehari-hari. Jadi ketika di tawari tidak boleh untuk menolaknya. Perlu di ketahui Kopi saat ini adalah minuman favorit dan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian masyarakat Belitung.
Berdasarkan pengalaman ketika saya berdomisili di berbagai daerah di Pulau Belitung, rata-rata dari mereka masih mempercayai Kepunan ini. Contoh, ketika saya masih berdomisil di Kelapa Kampit, keluarga, dan kerabat saya masih mempercayainya. Selain itu, ketika saya berdomisili di badau, juga rata-rata dari keluarga dan kerabat saya juga mempercayainya. Begitu juga saat ini, berdomisili di Dusun Air Nangka Desa Balok, rata-rata keluarga dan teman saya, juga masih mempercayainya. Namun tentunya saya tidak mengatakan dan tidak memastikan bahwa semua masyarakat Belitung masih menerapkan dan memepercayainya.
Sebenarnya ada jurus pamungkas untuk menangkal Kepunan ini., yaitu dengan cara NGERASE atau sekedar NGENJAMA. Ngerase ini adalah mencicipi makanan,minuman saat di tawari sesorang. Sedangkan Ngenjama adalah memegang atau menyentuh makanan, minuman dengan ujung jari.
Selain dari kedua jurus pamungkas tersebut, masih ada satu jurus yang ingin saya turunkan kepada anda. Kayak sintogendeng dan wirosableng aja :D.Jurus yang satu ini saya dapatkan dari almarhumah nenek, ketika saya masih kecil. Waktu itu beliau berpesan kepada saya, apabila di tawari makanan atau minuman oleh seseorang, segeralah Ngerase ataupun sekedar Ngenjama. Jika kita memang tak bisa melakukan kedua hal tersebut, segera ucapkanlah / lafazkanlah kata PASNAN atau PASNAN 27 dan di akhiri dengan meludah.
Jadi jurus pamungkas ketiga untuk mengkal Kepunan itu adalah melafazkan atau mengucapkan kata PASNAN atau PASNAN 27. Sayangnya,waktu nenek saya berpesan, saya tidak menanyakan apa arti PASNAN dan PASNAN 27 itu. Maklum waktu itu saya masih kecil dan tidak begitu ingin mengatahui lebih jauh hal tersebut. Namun menurut saya, Pasnan dan Pasnan 27 itu adalah sebuah mantra untuk menangkal Kepunan yang telah di gunakan secara turun menurun.
Jadi kesimpulan nya, untuk menangkal Kepunan ini adalah,ketika sesorang menawari makanan dan minuman, kita harus memakan dan meminumnya. Namun karena sesuatu dan lain hal sehingga kita tidak bisa meminum dan memakan nya, segera untuk Ngerase ataupun sekedar Ngenjama. Dan jika kita juga tidak bisa untuk melakukan hal terebut, segera melafazkan kata Pasnan atau Pasnan27 dan di akhiri dengan meludah.
Sebagaimana yang telah saya jelaskan bahwa Kepunan adalah petuah lama atau kepercayaan bagi masyarkat Belitung. Jadi, bicara soal Kepunan ini, tentunya kembali kepada diri kita sendiri. Dalam hal ini, tentunya kita bebas untuk percaya maupun tidak.
Jujur,saya pribadi terkadang menerapkan terkadang juga tidak. Namun saya sudah pernah mengalami celaka atau musibah yang saya rasa akibat dari Kepunan, walaupun yang kita ketahui sebenarnya, bahwa musibah itu adalah kehendak dan telah di atur yang Maha Kuasa. Jadi sekali lagi, semuanya kembali kepada diri kita sendiri.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar