Terletak di pantai timur Pulau Bangka, Pangkalpinang adalah kota terbesar di Pulau Bangka sekaligus ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain perannya sebagai pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi, dan
perdagangan, kota ini juga berfungsi sebagai jalur masuk bagi wisatawan
yang ingin menjelajahi pesona keindahan Bangka dan Belitung.
Ketika Anda turun dari pesawat di Bandara Depati Amir, sebuah marka menyambut hangat Anda bertuliskan "Selamat datang di Serumpun Sebalai Tanah". Kalimat ini juga menjadi slogan Provinsi Bangka Belitung yang heterogen masyarakatnya.
Pangkal atau Pengkal dalam bahasa Melayu berarti pusat atau awal,
merujuk pada peran kota ini sebagai pusat industri pertambangan timah.
Kota pertambangan yang dahulu kecil ini, sekarang berkembang menjadi
pusat komersial pulau dan pelabuhan yang menghubungkan pulau-pulau di
sekitarnya. Sementara itu kata 'pinang' mengarah pada tempat ini yang ditumbuhi pohon palem.
Untuk melacak sejarah industri pertambangan timah di Nusantara, Anda dapat berkunjung ke Museum Timah Indonesia
yang terletak Jalan Jenderal Achmad Yani No. 17 yang merupakan jantung
kota Pangkalpinang. Museum ini menyimpan beragam koleksi besar
benda-benda terkait tambang timah dan merupakan satu-satunya museum
pertambangan di Asia. Bangunannya sendiri termasuk bangunan bersejarah
karena pernah digunakan untuk Perundingan Roem-Royen.
Menutur sejarah, Pangkalpinang sangat kental dengan pengaruh China yang sudah ada sejak awal 1770. Ketika itu Sultan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin II
mendatangkan pekerja dari China untuk bekerja di tambang timah.
Selanjutnya, buruh China mulai berdatangan dari Siam, Malaka (sekarang
hari Malaysia), dan bagian Selatan China. Kebanyakan dari mereka adalah
dari Hakka (Khek) etnis dari Provinsi Guang Xi. Para buruh migran
tersebut kemudian berbaur dan menikah dengan penduduk setempat. Jadi,
etnis China dan Melayu asli merupakan mayoritas penduduk Pangkalpinang
saat ini.
Dengan akar budaya China yang kuat, di
Pangkalpinang terdapat Kuil Kwan Tie Miaw yang berdiri indah di Jalan
Walikota Syarif Rachman. Awalnya kuil ini disebut Kuil Kwan Tie Bo dan
merupakan salah satu kuil tertua di Bangka Belitung yang dibangun tahun
1841. Bersama dengan pasar Mambo dan Singapura Alley yang terletak tidak
jauh dari lokasi kuil, area tersebut merupakan Kampung China di
Pangkalpinang. Di sini sering digelar berbagai upacara tradisional China
seperti salah satunya adalah ritual Pot Ngin Bun yaitu untuk menolak bala dan segala wabah penyakit yang mewabah.
Kota Pangkalpinang menawarkan hamparan
pantai yang indah, salah satunya adalah Pantai Pasir Padi yang terletak
sekitar 7 km dari pusat kota Pangkalpinang. Pantai ini juga merupakan
tempat sempurna untuk menyaksikan matahari terbit bersama pasir putih
dan air laut biru yang jernih. Ketika air surut, Anda dapat berjalan ke
Pulau Punan dan bermain-main di perairannya yang tenang. Tidak terlalu
jauh dari Pantai Pasir Padi, sekitar 2,5 km, dapat Anda kunjungi pula
Pantai Tanjung Bunga yang merupakan pantai datar dihiasi serentetan
formasi batuan besar.
Dari Jakarta,
terdapat penerbangan setiap hari dari Bandara Internasional Soekarno
Hatta menuju bandara Depati Amir di Pangkalpinang. Maskapai yang
melayani penerbangan ke Pangkalpinang antara lain Garuda Indonesia dan Lion Air. Kota ini juga dapat diakses dari Palembang melalui penerbangan harian yang dilayani oleh Sriwijaya Air.
Pangkalpinang juga dikenal sebagai salah
satu pelabuhan utama di lepas pantai Sumatera. Pelabuhan Pangkalbalam
bertindak sebagai pelabuhan penumpang yang melayani perjalanan dari dan
ke Jakarta dengan feri dan kapal cepat (fastboats) dari dan ke
Tanjung Pandan di pulau Belitung. Jadwal kapal dari Tanjung Priok ke
Pangkalpinang atau Belinyu di Bangka serta dari Tanjung Priok ke Tanjung
Pandan atau Tanjung Rudi Belitung tidak teratur, jadi Anda perlu
mengkonfirmasi terlebih dahulu dengan menghubungi administrator
pelabuhan.
Alternatif lain dari Palembang, Anda
dapat mencapai kota ini dengan perjalanan laut melalui Pelabuhan Muntok,
di Bangka Barat. Dibutuhkan sekitar 3 jam dengan jetfoil dari
Bom Baru Palembang ke Tanjung Kalian di Mentok, Bangka Barat, dan
sekitar 3 jam perjalanan dengan busumum dari Mentok ke Pangkalpinang.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar