Keramunting |
Buah ini tumbuh liar disekitar pulau Bangka dan Belitung. Umumnya tumbuh
di daerah berpasir dengan besar pohonnya kira-kira sebesar jempol kaki
orang dewasa. Walaupun sebenarnya ada juga pohonnya yang sampai sebesar
kaki orang dewasa. Buah ini berwarna hijau ketika mentah dan akan
berwarna ungu kehitam-hitaman ketika masak. Di sela-sela semak belukar
akan Anda temukan buah kemunting ini. Buahnya kecil-kecil, kira-kira
sebesar ibu jari remaja dengan rasa yang manis. Isi buah ini penuh
dengan biji layaknya strowberry, namun tetap manis dan lezat untuk
dimakan meskipun tumbuhan liar dari hutan. Buah ini pun bisa langsung
dimakan langsung dengan kulitnya dan dibuang pada bagian kepalanya.
Keremunting ini banyak juga kegunaannya, bisa juga dibuat untuk
obat-obatan. Memakan buahnya bisa mengobati penyakit diare dan sakit
perut. Selain itu, pucuk daunnya juga bisa dijadikan obat sakit perut
dengan cara merebus pucuk daunnya dan diminum air rebusannya. Bagian
lain yang juga berguna adalah akar dari tumbuhan ini, orang tua jaman
dahulu sering merebus akar tumbuhan ini untuk mengobati muntah darah.
Untuk kaum ibu yang sehabis melahirkan, tanaman ini juga bisa menjadi
obat. Rebusan akar dan pucuk daunnya di yakini bisa mengecilkan rahim.
Selain itu, rebusan akar dan pucuk daunnya juga bisa mengobati keputihan
pada wanita. Ternyata banyak juga ya manfaat dari tumbuhan ini.
Tumbuhan ini tidak hanya terkenal di Kepulauan Bangka Belitung, namun
juga di tanah-tanah melayu lainnya seperti di Minang tumbuhan ini
disebut Karamuntiang. Dan ternyata tumbuhan ini juga terkenal di luar
negeri juga seperti di Malaysia tumbuhan ini bernama Senduduk Air, di
Vietnam, di Thailand, dan masih banyak lagi seperti di Kepulauan Hawaii
dan lain-lain. Berbeda daerah berbeda pula nama yang disebutkan oleh
orang-orang setempat.
Buah ini jika sedang musim berbuahnya maka akan sangat banyak sekali
dijumpai di antara semak-semak belukar. Namun jika sedang tidak musim
berbuah, maka pohonnya hanya satu dua yang berbuah. Sehingga agak sulit
untuk mencarinya, bahkan tidak jarang buahnya menjadi kering karena
tidak ada yang memetik atau memakannya. Burung-burung kecil juga sering
memakan buah ini, namun tidak secermat manusia menyibak disela-sela
dedaunannya. Saya masih ingat ketika masih kecil dahulu jika sedang
musim berbuahnya, orang-orang dengan ramai memetik buah ini untuk
dijual. Buah ini akan ditempatkan dalam sebuah bungkus yang berbentuk
kerucut yang terbuat dari daun simpur. Dulu buah ini dijual dengan harga
Rp. 500,- per bungkusnya. Namun sekarang sudah jarang dijumpai orang
yang menjual buah ini.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar